Opini Berjudul "Tantangan Pendidikan Islam di Era Modernisasi"

Oleh : Riskullah (Juara 1 Lomba Opini dalam Ajang Aksara 2 Inspiratif)

Modernisasi membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan. Pendidikan Islam, sebagai salah satu pilar utama
dalam pembentukan akhlak dan karakter generasi Muslim, menghadapi berbagai
tantangan yang muncul di era modern ini. Tantangan tersebut mencakup aspek teknologi, nilai-nilai budaya, hingga perubahan pola pikir masyarakat yang semakin kompleks.

Pendidikan Islam di era modern menghadapi tantangan besar dalam mengintegrasikan teknologi. Kemudahan akses informasi melalui teknologi digital membawa serta ancaman konten negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Lembaga pendidikan Islam
dituntut untuk tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga membimbing peserta didik
agar mampu memanfaatkan teknologi secara bijak dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Bimbingan ini menjadi krusial agar peserta didik tidak hanya cakap dalam teknologi, tetapi juga memiliki benteng moral yang kuat dalam menghadapi arus informasi yang deras. 

Selain teknologi, globalisasi juga menjadi tantangan signifikan, khususnya dalam mempertahankan identitas budaya Islam. Generasi muda semakin terpapar pada budaya
luar yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Contohnya adalah gaya hidup konsumtif ataupun pergaulan bebas yang dianggap normal dalam masyarakat tertentu.  Pendidikan Islam harus mampu membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama yang
kokoh, sehingga mereka tetap teguh dalam menjalani kehidupan di tengah arus budaya global yang beragam.

Tantangan lain muncul dari pergeseran pola pikir masyarakat yang semakin pragmatis. Banyak orang tua yang lebih mengutamakan pendidikan berbasis sains, teknologi, dan ekonomi karena dianggap lebih relevan dengan tuntutan zaman. Padahal, pendidikan Islam krusial dalam menanamkan moral dan etika, membentuk individu berakhlak mulia. Tantangan juga datang dari kualitas tenaga pendidik. Guru dituntut kreatif, inovatif, relevan, namun banyak yang kurang pelatihan. Pendidikan Islam inovatif butuh guru yang tidak hanya berpengetahuan luas, tapi juga melek teknologi, interaktif, dan memahami
psikologi peserta didik. Tujuannya, lulusan kompeten agama dan punya keterampilan.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut terdapat beberapa metode yakni KOLABORASI PENTHAHELIX:

a. Regulasi dan Kebijakan: Pemerintah dapat membuat regulasi yang mendukung integrasi teknologi dalam pendidikan Islam, seperti penyediaan infrastruktur internet dan pelatihan bagi tenaga pendidik.

b. Penelitian dan Pengembangan: Perguruan tinggi Islam dapat melakukan penelitian dan pengembangan terkait metode pembelajaran yang efektif dan inovatif, serta mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan Islam.

c. Peran Orang Tua: Orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan nilainilai keislaman kepada anak-anak sejak dini. Orang tua juga harus proaktif dalam memantau dan membimbing anak-anak dalam menggunakan teknologi.

d. Pengembangan Platform Digital: Perusahaan teknologi dapat mengembangkan platform digital yang menyediakan konten-konten pendidikan Islam yang berkualitas dan interaktif. Platform ini dapat diakses oleh peserta didik dan tenaga pendidik di seluruh Indonesia.

Sehingga Kemitraan antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat juga sangat penting. Pemerintah dapat memberikan dukungan melalui kebijakan yang mendukung pengembangan pendidikan Islam, sementara masyarakat dapat berkontribusi dalam bentuk dukungan moral maupun material. 

Pada akhirnya, pendidikan Islam harus mampu mencetak generasi yang tidak hanya
cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keimanan yang kokoh. Dengan demikian, mereka dapat menghadapi era modernisasi tanpa kehilangan jati diri sebagai seorang
Muslim. Tantangan yang ada bukanlah penghalang, melainkan peluang untuk memperkuat pendidikan Islam agar tetap relevan dan mampu mencetak generasi unggul yang siap menghadapi masa depan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama