MAKASSAR – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar kegiatan Dialog Perempuan Berdaya, Kamis 14 Desember 2023.
Dialog Kegiatan yang digelar HMJ PAI Unismuh Makassar ini mengusung tema Sikap dan Peran Organisasi dalam Menilik Isu-Isu Kekerasan Seksual.
Hadir dalam kegiatan Dialog tersebut yakni Ketua Bidang Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Makassar Irna Rindiani, Kohati Cabang Kota Makassar Ririn Nadia Tamrin, serta Kopri PMII Gowa A. Tenri Wuleng.
Kegiatan dialog berlangsung dipanelkan setelah Pembukaan Diksuswati 1 Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Agama Islam Unismuh Makassar Fakultas STIE AMKOP Makassar.
Dalam sambutannya, Fathurrahman selaku Ketua Umum HMJ PAI Unismuh Makassar berharap organisasi kegiatan kita ini bermuara pada hadirnya kesadaran kolektif.
“Jadi, laki-laki dan perempuan sama-sama memahami dan akhirnya terciptalah lingkungan yang nyaman utamanya dalam lingkup Organisasi,” ungkapnya.
Pada saat pemaparan Narasumber Pertama, A. Tenri Wuleng selaku Kopri PMII Gowa mengungkapkan bahwa dalam realitas di tengah masyarakat, menegakkan keadilan dan keadilan gender, ternyata tidak mudah diwujudkan hanya dengan pemberian kesempatan yang sama terhadap perempuan untuk melakukan aktivitas di berbagai bidang sebagaimana laki-laki .
“Aktualisasi perempuan dalam ruang domestik dan ruang publik, yang dirumuskan ke dalam rumusan masalah kontruksi domestik dan perspektif publik sadar gender dan aktualisasi perempuan dalam ruang domestik dan ruang publik pespektif sadar gender,” ungkapnya.
Sementara itu, narasumber ke dua Immawati Irna Rindiani selaku Kabid IMMawati PC IMM Kota Makassar mengatakan bahwa menguliti terkait kekerasan seksual.
“Tidak sedikit kita menemukan kekerasan seksual di wilayah pendidikannya, bisa jadi kita menjadi korban atau pelaku begitupun sebaliknya, kekerasan seksual di wilayah pendidikan perlu dikaji secara serius,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ia mengingatkan bahwa siapa pun bisa menjadi korban kekerasan seksual.
“Perempuan, laki-laki bisa menjadi korban. Kekerasan seksual tidak pilih-pilih,” ujarnya.
Di tempat yang sama, narasumber Ke-3 Ririn Nadila Tamrin selaku Kohati Cabang Makassar mengatakan Kalau kita mengkilas balik tentang kasus-kasus kekerasan seksual.
Lebih lanjut, Ririn mengatakan bahwa etika kita berbicara tentang kekerasan seksual, perempuan sering menjadi korban, dan sangat mengerikan bagi mereka sebagai korban bungkam.
“Kasus tersebut tidak tuntas membawa ke ranah hukum karena kebanyakan masyarakat mengambil jalan keluar dengan pernikahan, memberi uang agar kasus selesai, serta jalan kekeluargaan lainya,” tutupnya.